shape
shape

LULUS CUMLAUDE, SUKSES JADI PENGUSAHA LES PRIVAT DI USIA MUDA

UT Bogor Image

LULUS CUMLAUDE, SUKSES JADI PENGUSAHA LES PRIVAT DI USIA MUDA

Jangan biarkan rasa malas menghalangi impianmu, teruslah belajar dengan semangat. Jangan menyerah, setiap usaha pasti akan membuahkan hasil

BOGOR - Sekilas tentang Ruth Septina Verawati Gulton
Vera, begitu nama kesehariannya, adalah mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan. Wanita kelahiran Riau ini memiliki cita-cita menjadi guru sejak kecil dan sangat mecintai dunia pendidikan anak. Saat ini Vera mengajar di SD Maitreyawira School, Jakarta.

Perempuan cantik dan murah senyum ini, sangat rajin dan selalu membantu kegiatan Prodi Teknologi Pendidikan, bersama-sama dengan dosen membantu penelitian dosen dan pengabdian kepada masyarakat, sebagai Instruktur Pelatihan Model Pembelajaran Daring kepada guru-guru SMP kota Tangerang Selatan.

Lulus dengan Cumlaude

Rasa haru dan bangga bercampur menjadi satu ketika Ruth Septina Verawati Gultom tahu bahwa dirinya lulus menyandang predikat cumlaude, dengan IPK 3,85. Vera, begitu akrab disapa, tak kuasa membendung rasa syukur karena bisa lulus dengan prestasi yang mengharumkan dirinya dan keluarga. Vera adalah seorang mahasiswa sambil menjadi guru dan memberi tambahan les privat. Dia terus berjuang mengarungi rintangan demi mencapai cita-cita yang akhirnya sudah lama ia impikan.

Tak jarang beberapa kali terlambat menyelesaikan tugas kuliah, karena masih harus menyelesaikan pekerjaan di sekolah. Namun semakin lama Vera semakin bisa beradaptasi dengan pembagian waktu dalam bekerja dan kuliah. "Intinya kita harus pandai-pandai membagi waktu dan tidak menunda-nunda pekerjaan dan tugas kuliah, agar tidak menumpuk kemudian hari," jelasnya. Selain tidak menunda tugas-tugas, wanita kelahiran Pekanbaru ini juga memiliki tips lain untuk menjadi wisudawan terbaik. Setiap mendapatkan tugas dari dosen, dia selalu berusaha mengerjakan dengan maksimal agar mendapatkan hasil yang baik sehingga nilai yang didapatkan dari dosen juga memuaskan. "Sebenarnya tidak ada target khusus untuk menjadi lulusan terbaik. Namun saya selalu berusaha untuk mengerjakan tugas dengan maksimal," imbuh Wanita yang dua kali Juara LIP KMN di FKIP UT.

Ini Vera baru saja menjalani wisudanya pada 18 April 2024 lalu. Saat momen berharga tersebut, dia mencuri perhatian khalayak dengan mengenakan toga unik yang berbeda dari toga teman-teman seangkatannya, yakni toga dengan selempang hijau bertuliskan “Cumlaude”. Vera mengungkapkan, selempang ‘kesuksesan’ yang dia buat sendiri ini menjadi bentuk kebanggaan kepada keluarga, karena telah mendoakan dan mendukung meraih impian terbesar, yakni lulus cumlaude, dan juga dia sambil membantu meringankan beban orang tua.

Dengan tanggungan yang besar, wanita asal Riau ini memilih menjadi guru, sembari menekuni studinya sebagai mahasiswi jurusan Teknologi Pendidikan di FKIP Universitas Terbuka. Vera lulus tepat waktu dengan predikat Cumlaude di universitasnya, di tengah kesibukan yang ia jalani sebagai guru di TK dan SD, juga sebagai seorang guru les privat. Sedari semester awal, dia memang sudah terbiasa bekerja sambil kuliah. Hal ini tidak menjadi beban, bahkan dia menjalaninya dengan senang dan bahagia.

“Saya sudah 5 tahun mengajar di TK Maitreyawira School, Jakarta, dan mengajar les privat sepulang mengajar di TK. Sebagai anak kuliahan seperti saya, yang kuliah sambil bekerja, saya memilih kuliah di UT, yang modus pembelajarannya online dan Pendidikan jarak jauh,” jelas Vera dengan senyum bahagia.

Vera, yang tidak pernah menyerah dengan keadaan, dia membuktikan bahwa segala keterbatasan dan kesibukan, tidak menghalangi untuk meraih cita-cita, bahkan berhasil lulus dengan predikat cumlaude di UT. Setiap hari, Vera harus bangun lebih awal dari kebanyakan teman-temannya. Untuk menyiapkan bahan dan materi yang akan disampaikan di sekolah. Sore harinya, ia menghabiskan waktunya untuk membaca, belajar, dan mengerjakan tugas-tugas kuliah, sambil memikirkan cara untuk terus mempertahankan semangat belajar.

Selang beberapa tahun kemudian, Vera akhirnya memutuskan untuk mendirikan tempat mengajar atau les privat sendiri, yang diberi nama “Happy Privat.” Sesuai dengan namanya, les privat ini menggunakan metode pembelajaran dengan riang gembira, tanpa tugas dan pekerjaan rumah yang membuat jenuh peserta didiknya.

“Memang, dari semester pertama, saya kerja sambilan sebagai guru TK dan memberi les privat. Setiap hari mengajar di TK dan memberikan les privat ke rumah siswasiswa. Sekarang saya bikin tempat mengajar les privat kecil-kecilan, sambil merasakan mengelola tempat les sendiri,” tukas wanita kelahiran 1997 ini Bekerja sebagai guru SD, seorang guru les privat, dan menjadi mahasiswa, tentu bukan perkara yang mudah dilakukan Vera dalam waktu yang bersamaan. Karenanya, Vera benar-benar mencanangkan prinsip keseimbangan antara hidup dan bekerja yang dilakukan dalam skala prioritas. “Saat kuliah, saya akan fokus untuk belajar, sedangkan kalau lagi libur mengajar, saya akan memanfaatkan waktunya untuk belajar selama sehari penuh. Semua dilakukan berdasarkan prioritas. Memang, cukup melelahkan. Tetapi kalau dilihat hasilnya, terutama dari hasil kerja keras dan belajar saya hingga akhirnya cumlaude, rasa capek-nya jadi hilang,” pungkasnya.

Kisah Vera merupakan salah satu dari jutaan perjuangan mahasiswa UT dalam meraih impiannya demi membahagiakan orang tua, keluarga dan orang-orang tersayang.

Juara I Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Nasional

Ruth Septina Verawati Gultom, mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Terbuka (UT) mendapat predikat sebagai mahasiswa berprestasi. Salah satu prestasi yang berhasil disumbangkan oleh perempuan cantik dan murah senyum ini adalah Juara I Lomba Membuat Media Pembelajaran Kreatif pada Lomba Inovasi Pembelajaran dan Kreativitas Mahasiswa Nasional (LIP KMN) di UT tahun 2021. Dia mengangkat tema "Loose Part, Media Pembelajaran Yang Efektif Saat Pandemi,"

"Bahan alami dan pabrikan dapat dimanfaatkan untuk media pembelajaran dengan konsep Science, Technology, Engineering, Art, and Math (STEAM), yaitu suatu konsep belajar yang mementingkan kreativitas anak untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan hal-hal teknis atau sains. Metode ini tidak berfokus pada materi eksak, tetapi mengasah keterampilan praktis, seperti keterampilan sosial, emosional, dan komunikasi untuk memecahkan masalah kompleks.

Media yang kami coba gunakan adalah media loose parts dengan desain pembelajaran model STEAM (Science, Technology, Engineering, Art dan Mathematics). Media loose parts merupakan benda-benda lepasan yang dapat digunakan sebagai media permainan konstruktif dengan mengombinasi, membuat susunan, merakit, dan lain sebagainya sesuai dengan keinginan anak untuk mengoptimalkan Gambar 3. Vera sedang memberikan Les Privat dan Bimbingan Belajar untuk belajar menulis dan menggambar perkembangan kreativitas. Dunia PAUD adalah dunia bermain. Pada jenjang PAUD, pembelajaran dengan metode STEAM dan media loose parts dikemas dalam bentuk bermain dan bereksplorasi. Metode ini bertujuan agar anak terpicu menjadi lebih kritis dan kreatif melalui kegiatan eksplorasi, pengamatan, mengajukan pertanyaan, merancang, memprediksi, menguji, dan memecahkan masalah.

Media loose parts tidak hanya dapat diterapkan di satu pelajaran, tetapi dapat diterapkan di mata pelajaran lainnya secara terintegrasi. TK Maitreyawira Jakarta telah menerapkan pembelajaran dengan metode STEAM sejak Januari 2021 sampai sekarang.

Pada Metode STEAM dengan memanfaatkan media loose parts, pendidik menyediakan beberapa bahan loose part, seperti benda alami yaitu batu-batuan, kacang-kacangan, ranting, daun kering dan benda pabrik misalnya sedotan, stik es krim, benang dll. Loose part mendukung belajar anak karena anak ditantang untuk berimajinasi dengan menggunakan bahan dan media nyata. Metode ini merangsang anak untuk menggunakan media otentik, bersifat terbuka, imajinatif, dan stimulatif. Ketika anak melihat bahan atau media nyata, mereka berpikir bahwa mereka sedang bermain. Dengan bermain, anak akan belajar berbagai hal yang terjadi di sekitarnya, serta mengekspresikan berbagai perasaan maupun ide-idenya. Sebagai contoh, ketika peserta didik belajar tentang teori elektromagnetik. Para siswa berkesempatan untuk menciptakan alat berdasarkan apa yang telah mereka pelajari dan bagaimana cara mempresentasikannya,” demikian Vera mengakhiri wawancara online kepada penulis.

Sedangkan pada LIP KMN UT 2022, dia menyandang Juara II bidang Lomba Teacherpreneur dengan mengajukan ide menarik tentang "Bimbingan Belajar Happy Private Menjemput Peluang Usaha di Masa Pandemi."

Bimbingan belajar (Bimbel) merupakan kegiatan pembelajaran tambahan yang diberikan kepada anak maupun orang dewasa. Untuk menambah intensitas belajar anak, bimbel merupakan pilihan tepat bagi orang tua. Inilah yang menyebabkan tersedianya berbagai jenis bimbel yang tersebar di mana-mana. Karena setiap orang memiliki kewajiban yang harus dilakukan sepanjang hidupnya, yakni belajar.

Karena rendahnya motivasi dan kesadaran untuk belajar, para siswa hanya mengandalkan waktu belajar di sekolah saja. Maka dari itu, perlu suatu wadah alternatif bagi para siswa untuk belajar di luar sekolah dengan suasana belajar yang lebih menyenangkan, tidak membosankan dan mudah memahami pelajaran. Dengan hal seperti itu, harapannya motivasi belajar para siswa meningkat dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Di zaman modern ini, bidang jasa merupakan pekerjaan yang lebih menjanjikan karena mudah untuk dilakukan, bahkan dapat dijadikan ladang bisnis. Intinya perlu kejelian dalam melihat peluang yang ada. Sebagai contoh, membuka bisnis les private. Setiap orangtua menginginkan anaknya cerdas dan pintar, sehingga banyak orang tua yang menitipkan anaknya untuk mengikuti les private atau belajar tambahan bagi putra putrinya. Apabila kita mempunyai kemampuan di bidang ilmu pengetahuan, dan bisa bersabar dalam menghadapi anak-anak, membuka les private adalah salah satu peluang.

Sebaiknya, seorang guru harus mempelajari tentang Teacherpreneur yang diharapkan dapat melakukan kemandirian dan kemerdekaan dalam mengajar dan menghasilkan peluang usaha. Karena banya sekali permaalahan guru di Indonesia yang tidak terselesaikan, dengan cara merubah nasib sendiri, kreatif, inovatif, dan berwawasan luas seiring perkembangan zaman. Teacherpreneur juga memberikan efek besar bagi individu atau guru lainnya untuk sama mengikuti perubahan.

“Seorang teacherpreneur adalah seorang guru yang sukses di dalam dan di luar kelas. Setiap guru dapat menekuni brand ini, untuk mengembangkan kemampuan dan pengalaman guru, agar mendapatkan tambahan kesejahteraan yang lebih bermartabat. Diharapkan semakin banyak guru yang memanfaatkan bakat dan minat mereka dengan merambah profesi baru di luar kelas,” imbuhnya ketika ditemui penulis di Universitas Terbuka.

Vera menambahkan, untuk bisa kuat diterpa banyak cobaan hingga bisa menjadi lulusan UT yang berprestasi, perlu adanya niat dari dalam diri. “Tetap tawakal, teguh pendirian, dan yakin untuk terus berusaha…bila orang lain bisa, kita pasti bisa. Kalau gagal, coba lagi dan optimis bisa, karena ada begitu banyak kesempatan. Jangan lupa, mintakan doa dari orang tua dan dukungan dari dosen. Insyallah kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan,” imbuhnya.

Perempuan yang merantau ke Jakarta ini mengungkapkan bahwa ia pernah berada di titik terendah, yaitu ketika kesulitan membayar kuliah. Namun dia bersyukur akhirnya mendapatkan beasiswa bebas SPP 3 semester dari UT, karena dia menjadi Juara Pertama Lomba Inovasi Pembelajaran dan Kreativitas Mahasiswa Tingkat Nasional, ´ jelasnya.

Dengan bekerja sambil kuliah, Vera menuturkan bahwa dia kerap merasa lelah. Namun, semuanya dia lalui demi lulus kuliah. ”Saya ingin membuahkan hasil, agar lulus kuliah dengan baik. Meskipun ada rasa capek, ada rasa jenuh, semua yang saya jalani tidak pernah mengganggu jam belajar, saya tetap berusaha belajar sebaik-baiknya,” ungkapnya.

Punya Link Pertemanan Yang Baik

Putri bungsu, namun tidak manja ini, merasa lingkungan belajar yang ada di Universitas Terbuka sangat menyenangkan. Menurutnya seluruh dosen dan tenaga pendidik di UT sangat kompeten dibidangnya, sehingga selama berkuliah ia tidak pernah mengalami kendala.

"Secara umum kondisi belajar di UT sangat menyenangkan dengan dosen-dosen dan tenaga pendidik yang komunikatif dan kompeten, hampir tidak ada kendala berarti selama saya menjalani kuliah di UT," ungkap dia.

Tak hanya itu, ia juga sangat bahagia mendapatkan teman-teman (online) yang saling mendukung dan kompak. Ia merasa hal ini juga menunjang belajarnya semakin semangat, sehingga bisa meraih cumlaude seperti saat ini. "Sukanya mendapatkan teman-teman baru yang baik dan saling support, kompak, dan menyenangkan tentunya, dukanya sempat kehilangan salah satu teman baik dari UT Pangkalpinang, Siti Nafsiah," tandas Vera dengan mimic agak bersedih.

Selama proses perkuliahan, dia menjalaninya dengan sulit dan penuh perjuangan yang harus ia jalani, karena kuliah sambil bekerja, Vera tidak menyangka ikhtiarnya telah membuahkan hasil hasil yang tidak hanya baik, tapi hampir sempurna dan sangat memuaskan. "Saya merasa cukup bangga dan bersyukur, karena dalam menjalani kuliah juga harus membagi waktu dengan bekerja di tempat lain dan sempat tidak menyangka karena telah mendapatkan gelar tersebut," terang Vera dengan senang hati.

Kuliah sambil kerja bukanlah hal yang tidak mungkin

Vera telah membuktikan bahwa bekerja sambil berkuliah bukanlah hal yang tidak mungkin. Dia juga berhasil membuktikan kepada khalayak ramai bahwa berkuliah sambil bekerja tidak menghambatnya untuk menjadi seorang wisudawati terbaik di tingkat universitas dan mendapatkan IPK hampir mendekati sempurna. Meski banyak hal yang harus dikorbankan, namun hasil yang diraih Vera sangat membanggakan. Bukan hanya bagi dirinya pribadi, tapi juga bagi orang tua dan orang-orang yang telah memberinya dukungan.

Kuliah sambil bekerja rupanya tak selamanya berimbas pada menurunnya nilai akademik seseorang. Hal tersebut dibuktikan oleh Vera, yang berhasil membuktikan lulus cepat yakni 3,5 tahun dengan IPK 3,85.

Wanita pekerja keras ini, mampu menyeimbangkan belajar dan bekerja di tengah kesibukannya, bekerja sebagai guru di SD Maitreyawira School, Jakarta dan mengajar les privat di Jakarta dan Tangerang.

Bukan tanpa alasan, ketika Vera memilih menjadi seseorang yang mandiri, hal tersebut lantaran Ayah tercintanya meninggal pada tahun 2012. Setelah Ayahnya meninggal, ibunya memutuskan bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Vera mempunyai cita-cita yang kuat untuk menjadi seorang sarjana.

Vera menyebut, lulusan Sarjana di desanya masih tergolong minim. Menurutnya hanya 5% anak-anak muda yang bersekolah hingga Sarjana. Kebanyakan dari mereka langsung bekerja di ladang setelah lulus SMP atau SMA.

Vera mengisahkan bahwa yang terberat selama kuliah, kadang saya sering mengantuk saat mengerjakan tugas-tugas kuliah, bahkan di awalawal kuliah, saya sempat dapat nilai C, dan itu jadi peringatan keras untuk diri saya, setelah kejadian tersebut saya berusaha memperbaiki diri dengan cara lebih disiplin,”ujar Vera dengan penuh semangat.

Sebagai anak yang mandiri, ia gunakan gajinya untuk membayar kuliah, membayar keperluan sehari-hari dan membantu ibunya. Menurutnya, walaupun anak bungsu, dia tidak mau meminta kepada ibunya, dia benar-benar tidak ingin memberatkan ibunya.

Saat ditanya tips agar bisa lulus cepat di tengah kesibukan bekerja, Vera menjawab bahwa kuncinya adalah disiplin dalam setiap hal. Bahkan, di awal-awal kuliah Vera sempat membuat jadwal, hal itu dilakukan agar ia selalu konsisten dan komitmen terhadap jadwal yang telah dibuat.

“Saya benar-benar mengurangi nongkrong, jika ada waktu lebih pasti saya gunakan untuk istirahat karena kesehatan harus dijaga, apalagi kuliah sambil bekerja,”imbuh Vera lagi.

Selanjutnya adalah menjaga nilai, terutama untuk mata kuliah yang jumlah SKS-nya banyak, karena ini sangat berpengaruh terhadap IPK. Jadi tipsnya ketika saya mulai kesulitan atau tidak ada yang mengerti, saya beranikan diri untuk bertanya kepada dosen atau teman agar lebih paham.

Tujuan segera memperbaiki nilai adalah supaya ke depan nilai-nilai yang jelek tidak menumpuk dan tentunya akan lebih menyulitkan untuk memperbaiki jika terlanjur menumpuk,” katanya kepada penulis

Vera juga mengatakan, mahasiswa yang memilih bekerja agar memikirkan Mata Kuliah Karya Ilmiah (Karil) dan Tugas Akhir Program (TAP) jauh-jauh hari. Karena Karil dan TAP sangat penting untuk kelulusan, karena Mata Kuliah tersebut melibatkan banyak pihak, terutama dosen pembimbing yang kesibukannya sangat banyak.

“Pengalaman saya agar lebih mudah, saya mencari judul Karil yang paling dekat dengan pekerjaan saya dan benar-benar saya pahami. Percuma jika judulnya bagus dan tapi tidak mendalami dan menguasai tujuan yang akan diteliti, karena itu akan menyulitkan diri sendiri kedepannya,”tegasnya lagi dengan serius.

Vera mengaku, ia beberapa kali mengerjakan Karil di tempat kerja, saat istirahat di sekolahnya, hal tersebut lantaran dosen pembimbing memintanya untuk revisi beberapa hal.

Tips terakhir, yaitu selalu komitmen dengan tujuan awal, artinya apa yang menjadi komitmen di awal harus ditepati, meski malas sedang menyerang kita, harus kembali pada tujuan awal menyelesaikan perjuangan kuliah.

Lulus S1 dan Ingin Melanjutkan Studi S2

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, ada banyak cerita tentang perjuangan hidup yang seringkali terlewatkan. Salah satunya adalah kisah Vera, seorang lulusan S1 dari Universitas Terbuka yang tak pernah lelah mengejar impiannya, meskipun harus menjalani berbagai peran secara bersamaan. Vera adalah sosok yang tidak hanya berdedikasi pada pendidikan dirinya, tetapi juga pada pendidikan orang lain, karena ia menghabiskan sebagian besar waktunya mengajar dan memberikan les privat. Kini, meskipun sudah menyelesaikan S1, Vera masih berambisi melanjutkan studi S2 di universitas yang sama, sebuah keputusan yang mencerminkan keteguhan hati dan cita-cita yang tinggi.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Vera adalah manajemen waktu. Dengan jadwal mengajar yang padat dan tuntutan akademis yang tinggi, Vera harus pintar-pintar membagi waktunya. Kelelahan seringkali menghampiri, namun ia tidak pernah membiarkan hal itu menjadi penghalang dalam mengejar impian. Sering kali, setelah seharian mengajar, Vera masih harus begadang untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang harus dikumpulkan keesokan harinya.

Vera paham betul bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang. Ia percaya bahwa dengan menempuh pendidikan yang lebih tinggi, ia bisa memberikan lebih banyak manfaat bagi murid-muridnya di masa depan. Maka dari itu, meskipun sulit, ia tetap berjuang dengan segenap hati untuk menyelesaikan S1-nya di Universitas Terbuka.

Selain mengajar di sekolah, Vera juga memberikan les privat kepada siswa-siswa di luar jam kerjanya. Les privat ini tidak hanya menjadi sumber penghasilan tambahan bagi Vera, tetapi juga bagian dari komitmennya untuk membantu siswa-siswa yang membutuhkan bimbingan ekstra. Vera sangat peduli dengan kemajuan pendidikan anak-anak didiknya, dan ia selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap sesi les.

Namun, kegiatan ini bukan tanpa tantangan. Mengajar di sekolah dan memberikan les privat berarti waktu istirahat Vera menjadi sangat terbatas. Seringkali, Vera harus mengorbankan waktu istirahatnya untuk mempersiapkan materi les atau merencanakan strategi pembelajaran yang efektif bagi siswa-siswanya. Meskipun demikian, Vera tidak pernah mengeluh. Baginya, keberhasilan siswa-siswa yang ia ajar adalah kepuasan tersendiri yang tidak bisa diukur dengan materi.

Pendapatan dari les privat ini juga menjadi salah satu cara Vera untuk mendanai pendidikannya. Dengan tekad yang kuat, Vera menabung sebagian dari penghasilannya untuk biaya melanjutkan studi S2 di Universitas Terbuka. Ia sadar “Beristirahatlah saat kau merasa lelah. Segarkan dan perbarui dirimu, tubuhmu, serta semangatmu. Lalu kembalilah bekerja.” Ralph Marston bahwa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi membutuhkan dana yang tidak sedikit, namun ia yakin bahwa pengorbanan ini akan terbayar di masa depan.

Setelah berhasil menyelesaikan S1 di Universitas Terbuka, Vera tidak ingin berhenti di situ. Ia bercita-cita untuk melanjutkan studinya ke jenjang S2 di bidang pendidikan. Motivasi Vera untuk melanjutkan pendidikan ini didorong oleh keinginannya untuk menjadi pendidik yang lebih baik dan berkontribusi lebih banyak dalam dunia pendidikan.

Meski begitu, keputusan untuk melanjutkan ke jenjang S2 juga diiringi dengan berbagai tantangan. Selain soal biaya, Vera juga harus mempertimbangkan waktu dan tenaga yang dibutuhkan untuk menyelesaikan program S2 tersebut. Namun, dengan tekad yang sudah ia bangun sejak awal, Vera yakin bahwa ia mampu menghadapi semua tantangan tersebut.

Vera adalah contoh nyata dari seorang pejuang pendidikan yang tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Dengan latar belakang dan pengalaman yang ia miliki, Vera ingin menjadi inspirasi bagi murid-muridnya dan membuktikan bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk dicapai.

Kisah perjuangan Vera adalah bukti bahwa dengan tekad yang kuat, setiap orang bisa mengatasi berbagai rintangan dalam hidupnya. Meskipun harus bekerja sambil kuliah, Vera mampu menyelesaikan S1-nya di Universitas Terbuka dan kini berencana untuk melanjutkan ke jenjang S2. Perjalanan yang ditempuh Vera mungkin tidak mudah, tetapi ia menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil selama ada kemauan dan usaha yang keras. Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang yang sedang berjuang untuk meraih impiannya.

Vera mengaku, kini setelah ia lulus dari Prodi S1 Teknologi Pendidikan, FKIP UT, ia ingin sekali melanjutkan studi S2 pada Prodi Teknologi Pendidikan UT, sambil mengajar di SD dan membuka usaha les privat. “Saat ini saya masih ingin kuliah sambil bekerja dan memperbanyak ilmu sampai S2,” pungkasnya mengakhiri wawancaranya dengan penulis.

------------------------------------------------------------------------

Memet Casmat, lahir di desa kecil di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Saat ini, mengabdi menjadi dosen di Universitas Terbuka (UT) Bogor. Pada tahun 2023, telah menerbitkan sebuah buku bersama teman-temannya, berjudul “Nyala Daya Juang Para Guru Bangsa, Kisah Inspiratif Mahasiswa FKIP UT.” Pada tahun 2024 ini, pembaca juga dapat menikmati tulisannya tentang suka duka perjuangan mahasiswa FKIP UT untuk meraih harapan dan mengejar cita-citanya, menuju masa depan yang lebih baik di masa yang akan akan datang. Semoga bermanfaat. 

Layanan Online