Oleh Memet Casmat *)
BOGOR, 24/11/2025 “ Pagi yang penuh makna ini, seluruh sivitas akademika Universitas Terbuka mengikuti apel pagi secara online dengan penuh khidmat. Meskipun terpisah oleh jarak dan ruang, semangat kebersamaan tetap terasa kuat. Dalam suasana hening yang penuh perhatian itu, Rektor Universitas Terbuka menyampaikan amanah penuh semangat menjadi pesan kehidupan.
Rektor UT menegaskan bahwa setiap pegawai UT, dalam peran dan tugas apa pun, adalah bagian penting dari misi besar: mencerdaskan anak bangsa. Bukan tugas yang ringan. Tetapi justru karena beratnya amanah itulah, diperlukan dua bekal utama yang tidak tergantikan: kesabaran dan keikhlasan.
Bekerjalah dengan sabar dan ikhlas, karena dari tangan, pikiran, dan doa kita semua, lahir generasi hebat yang kelak akan memimpin Indonesia menuju Generasi Emas 2045, pesan Rektor UT penuh keteguhan.
Kesabaran bukan sekadar menahan diri, melainkan kekuatan untuk tetap berdiri di tengah berbagai tantangan, perubahan, dan keterbatasan. Dalam dunia pendidikan jarak jauh, tantangan hadir dalam banyak bentuk: teknologi yang terus berkembang, kondisi mahasiswa yang beragam, hingga tuntutan kinerja yang semakin kompleks.
Rektor UT mengingatkan bahwa semua itu adalah bagian dari proses pengabdian yang mulia. Keikhlasan menjadi cahaya yang menuntun setiap langkah, agar pekerjaan bukan hanya rutinitas, tetapi menjadi ibadah dan amal jariyah.
Dalam amanahnya yang menyentuh hati, Rektor UT mengisahkan perjalanan Nabi Yunus AS. Seorang utusan Allah yang sempat merasa lelah, kecewa, dan putus asa terhadap kaumnya yang tidak juga menerima seruan kebenaran.
Dalam kelelahan dan kesedihannya, Nabi Yunus memilih menaiki kapal untuk menyeberangi lautan, menjauh dari beban yang terasa begitu berat. Namun takdir Allah berkata lain, di tengah samudera luas, ia harus dilemparkan ke laut dan ditelan oleh seekor ikan besar.
Dalam kegelapan perut ikan, di kedalaman laut yang sunyi, lahirlah doa yang menggetarkan langit, Laa ilaaha illa anta, subhaanaka inni kuntu minazh-zhaalimiin.
Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim. (QS. Al-Anbiya: 87).
Dari titik paling gelap itulah, pertolongan Allah datang. Nabi Yunus diselamatkan, dimuliakan kembali, dan diangkat derajatnya. Kisah ini menjadi simbol bahwa putus asa bukanlah akhir, melainkan awal dari kebangkitan bagi mereka yang kembali kepada Tuhan dengan penuh keikhlasan.
Rektor UT mengaitkan kisah ini dengan kehidupan pegawai dan pendidik di Universitas Terbuka. Dalam kelelahan, tekanan, dan beratnya amanah, jangan biarkan hati tenggelam dalam keputusasaan.
Jadikan setiap tantangan sebagai pintu mendekat kepada Tuhan dan memperkuat tekad pengabdian. Tahun 2045, Indonesia akan berusia seabad. Generasi yang saat ini tengah menempuh pendidikan, termasuk mahasiswa UT, kelak akan menjadi pemimpin, inovator, pendidik, dan penjaga negeri ini.
Di balik mereka, ada jejak kerja sunyi para pegawai Universitas Terbuka. Setiap tetes usaha, setiap kesabaran, dan setiap doa yang dipanjatkan hari ini adalah investasi peradaban. UT bukan hanya lembaga, melainkan gerakan besar pendidikan bangsa yang menjangkau mereka yang tak terjangkau.
Rektor UT mengakhiri amanahnya dengan pesan yang menyejukkan jiwa, Mari kita lanjutkan pengabdian ini dengan hati yang lapang, jiwa yang tenang, dan niat yang lurus. Karena dari kesabaran dan keikhlasan itulah, lahir perubahan besar bagi bangsa dan negara.
Apel pagi pun berakhir, namun gema pesannya terus hidup dalam sanubari setiap insan Universitas Terbuka. Menjadi pengingat bahwa bekerja di UT bukan sekadar mencari nafkah, tetapi menjalankan sebuah amanah suci untuk masa depan Indonesia. Semoga bermanfaat.
Bogor, 24/11/2025
*) Dosen di UT Bogor
#Menulis Caraku Mengikat Ilmu