shape
shape

Imranul Karim: Perjuangan Panjang Menuju Juara MTQ Internasional 2025

UT Bogor Image

Imranul Karim: Perjuangan Panjang Menuju Juara MTQ Internasional 2025

Oleh Memet Casmat *)

Suasana haru dan bangga menyelimuti ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional yang digelar di Jakarta. Dari 187 negara yang berpartisipasi, nama Imranul Karim, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) FKIP Universitas Terbuka (UT), berkibar sebagai juara pertama. Prestasi gemilang ini menjadi bukti nyata dari perjuangan panjang, dedikasi, dan ketekunan seorang qari dalam menggapai impian.

Imranul Karim telah memulai perjalanan di dunia MTQ sejak tahun 2005. Pada usia 13 tahun, tepatnya tahun 2008, ia meraih juara pertamanya di tingkat nasional. Sejak saat itu, ia terus mengasah kemampuannya, mengikuti berbagai kompetisi, dan berlatih tanpa henti. Tahun 2012, ia berpindah ke Kalimantan Timur dari kampung halamannya di Bima, Nusa Tenggara Barat. Sejak itu, ia mewakili Kalimantan Timur dalam berbagai ajang MTQ tingkat nasional dan berhasil meraih prestasi membanggakan, termasuk juara pertama MTQ Nasional 2024.

Namun, perjalanan ini tidaklah mudah. Imran, begitu nama panggilannya, harus menghadapi berbagai rintangan, jatuh bangun dalam kompetisi, dan belajar dari setiap kekalahan. Alih-alih menyerah, setiap kegagalan ia jadikan sebagai bahan evaluasi untuk terus memperbaiki kelemahan. Ia mencari guru-guru terbaik hingga ke pelosok negeri, melatih suaranya dengan tekun, dan meningkatkan pemahaman terhadap seni tilawah serta tajwid Al-Qur'an.

Seperti yang disampaikan kepada penulis ketika wawancara online, bahwa untuk mencapai tingkat kemahiran yang luar biasa, Imran menerapkan disiplin tinggi dalam latihannya. Ia selalu menyempatkan diri untuk berlatih sebelum dan sesudah waktu sholat, baik di rumah maupun di masjid terdekat. Ia juga membiasakan diri bangun malam untuk melaksanakan sholat tahajjud, yang kemudian dilanjutkan dengan tadarus Al-Qur'an, menargetkan khatam setiap dua minggu.

Ketekunan inilah yang akhirnya mengantarkannya menjadi delegasi Indonesia dalam ajang MTQ Internasional 2025. Di babak penyisihan, ia harus bersaing dengan peserta dari 187 negara, hingga akhirnya tersaring menjadi 38 negara di babak final. Dengan suara merdu, kefasihan dalam membaca Al-Qur'an, serta penghayatan yang mendalam, Imranul berhasil memukau dewan juri dan dinobatkan sebagai juara pertama.

Beliau menambahkan bahwa, pencapaian ini tidak hanya berkat kerja kerasnya sendiri, tetapi juga karena doa dan dukungan dari banyak pihak. Orang tua, keluarga, dan para gurunya adalah pilar utama yang selalu menyemangatinya dalam setiap langkah perjuangan. Selain itu, dukungan dari pemerintah Kalimantan Timur, termasuk penjabat Gubernur, LPTQ, Kementerian Agama, Kanwil Kemenag, Baznas, serta masyarakat luas, turut memberikan motivasi besar bagi Imran untuk terus berprestasi.

Prestasi yang diraih Imranul Karim bukan hanya menjadi kebanggaan bagi dirinya dan keluarganya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda di Indonesia. Kesuksesannya mengajarkan bahwa dengan kerja keras, disiplin, dan doa, tidak ada impian yang mustahil untuk diwujudkan. Imranul membuktikan bahwa dengan dedikasi yang tinggi dalam bidang keagamaan, seseorang bisa meraih prestasi di tingkat internasional dan mengharumkan nama bangsa.

Kini, dengan gelar juara MTQ Internasional 2025 di tangannya, Imranul Karim berharap dapat terus berkontribusi dalam dunia tilawah Al-Qur'an serta membimbing generasi muda untuk mencintai dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilannya menjadi bukti bahwa keikhlasan dalam belajar, semangat pantang menyerah, dan ketekunan dalam berlatih dapat membawa seseorang menuju puncak kejayaan.

Saat ini, Imran melanjutkan kuliah pada program S1 PAI FKIP UT dengan tujuan bisa menjadi sarana untuk memperkuat ilmu agama, meningkatkan kualitas diri, serta memberikan manfaat lebih besar bagi keluarga dan masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan dan dakwah. Demikian beliau mengakhiri pembicaraan jarak-jauh dengan penulis di sore hari ditemani rintik hujan di kota Bogor.

Selamat kepada Imranul Karim! Semoga prestasi ini menjadi berkah dan motivasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Semoga kisah Imranul Karim ini menjadi inspirasi bagi semua anak muda di Indonesia untuk tidak takut bermimpi besar, terus belajar, dan berjuang, apa pun tantangan yang dihadapi. Semoga berhasil, ya.


Bogor, 04/02/2025
*) Dosen UT Bogor
#Menulis Caraku Mengikat Ilmu

Layanan Online